Bursa Asia Raih Sedikit Bantuan dari Pemotongan Suku Bunga China
Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita
Bursa saham sebagian besar Asia turun pada hari Selasa (20/02), tambah kerugian baru-baru ini dalam kekhawatiran yang terus berlanjut atas perlambatan pertumbuhan ekonomi dan suku bunga AS yang tinggi sebagian besar kurangi sentimen pemangkasan suku bunga pinjaman acuan China yang lebih besar dari yang diperkirakan.
Pasar China sedikit turun setelah kembali dari liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu, sementara pemotongan suku bunga pinjaman lima tahun yang lebih besar dari yang diperkirakan gagal untuk membangkitkan kepercayaan diri.
Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 dan Shanghai Composite masing-masing turun 0,3% dan 0,1%, sementara pelemahan saham-saham di China menekan indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,4%. Ketiga indeks sebagian besar masih berada di level terendah 2024.
People's Bank of China memangkas LPR 5 tahun, yang digunakan untuk menentukan suku bunga hipotek, sebesar 25 basis poin lebih besar dari yang diperkirakan menjadi 3,95%, menempatkan suku bunga lebih jauh ke rekor terendah.
Namun langkah ini hanya indikasi lebih banyak dukungan moneter untuk perekonomian China, dan terjadi di tengah meningkatnya desakan dari para investor agar Beijing melakukan langkah-langkah fiskal yang lebih tepat sasaran.
Saham-saham China adalah yang berkinerja terburuk di Asia hingga tahun 2023, dan hanya mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2024 di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas pemulihan ekonomi China yang melambat.
Kekhawatiran atas China mengurangi sentimen terhadap pasar Asia yang lebih luas.
Indeks Nikkei 225 turun 0,1%, mundur lebih jauh dari level tertinggi 34 tahun, sementara indeks KOSPI jatuh 1,1%, dengan kedua indeks berada di bawah tekanan dari lemahnya saham-saham teknologi.
Teknologi merupakan pendorong utama penguatan pasar saham baru-baru ini, terutama di AS, karena hype dari kecerdasan buatan membuat traders masuk ke sektor ini. Namun, rally yang dipicu oleh AI menghadapi ujian utama minggu ini dari pendapatan kuartal keempat NVIDIA Corporation (NASDAQ:NVDA), yang merupakan jantung dari ledakan valuasi yang digerakkan oleh AI.
Wall Street ditutup libur pada hari Senin. S&P 500 Futures Nasdaq 100 Futures Dow Jones Futures turun sekitar 0,3% pada perdagangan Asia hari Senin.
ASX 200 Australia turun 0,2% usai notulen rapat Reserve Bank of Australia bulan Februari menunjukkan bank sentral telah mempertimbangkan kenaikan suku bunga, di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas inflasi yang tinggi.
Indeks futures Nifty 50 India tidak banyak berubah, setelah indeks memulihkan sebagian dari penurunan baru ini pada Senin.
Mayoritas pasar Asia masih tertekan oleh kekhawatiran akan kenaikan suku bunga AS yang tinggi untuk waktu yang lebih lama, terutama setelah serangkaian angka inflasi yang tinggi minggu lalu. Beberapa pejabat Federal Reserve juga mengisyaratkan bahwa bank tersebut cenderung untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu dekat.
Pasar China sedikit turun setelah kembali dari liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu, sementara pemotongan suku bunga pinjaman lima tahun yang lebih besar dari yang diperkirakan gagal untuk membangkitkan kepercayaan diri.
Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 dan Shanghai Composite masing-masing turun 0,3% dan 0,1%, sementara pelemahan saham-saham di China menekan indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,4%. Ketiga indeks sebagian besar masih berada di level terendah 2024.
People's Bank of China memangkas LPR 5 tahun, yang digunakan untuk menentukan suku bunga hipotek, sebesar 25 basis poin lebih besar dari yang diperkirakan menjadi 3,95%, menempatkan suku bunga lebih jauh ke rekor terendah.
Namun langkah ini hanya indikasi lebih banyak dukungan moneter untuk perekonomian China, dan terjadi di tengah meningkatnya desakan dari para investor agar Beijing melakukan langkah-langkah fiskal yang lebih tepat sasaran.
Saham-saham China adalah yang berkinerja terburuk di Asia hingga tahun 2023, dan hanya mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2024 di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas pemulihan ekonomi China yang melambat.
Kekhawatiran atas China mengurangi sentimen terhadap pasar Asia yang lebih luas.
Indeks Nikkei 225 turun 0,1%, mundur lebih jauh dari level tertinggi 34 tahun, sementara indeks KOSPI jatuh 1,1%, dengan kedua indeks berada di bawah tekanan dari lemahnya saham-saham teknologi.
Teknologi merupakan pendorong utama penguatan pasar saham baru-baru ini, terutama di AS, karena hype dari kecerdasan buatan membuat traders masuk ke sektor ini. Namun, rally yang dipicu oleh AI menghadapi ujian utama minggu ini dari pendapatan kuartal keempat NVIDIA Corporation (NASDAQ:NVDA), yang merupakan jantung dari ledakan valuasi yang digerakkan oleh AI.
Wall Street ditutup libur pada hari Senin. S&P 500 Futures Nasdaq 100 Futures Dow Jones Futures turun sekitar 0,3% pada perdagangan Asia hari Senin.
ASX 200 Australia turun 0,2% usai notulen rapat Reserve Bank of Australia bulan Februari menunjukkan bank sentral telah mempertimbangkan kenaikan suku bunga, di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas inflasi yang tinggi.
Indeks futures Nifty 50 India tidak banyak berubah, setelah indeks memulihkan sebagian dari penurunan baru ini pada Senin.
Mayoritas pasar Asia masih tertekan oleh kekhawatiran akan kenaikan suku bunga AS yang tinggi untuk waktu yang lebih lama, terutama setelah serangkaian angka inflasi yang tinggi minggu lalu. Beberapa pejabat Federal Reserve juga mengisyaratkan bahwa bank tersebut cenderung untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu dekat.