Berita

Market Review, Kamis 15 Februari 2024

Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita

Nikkei

Ekuitas Jepang menguat pada hari Kamis (15/2), didorong oleh kenaikan saham eksportir karena yen tetap berada di dekat level lemahnya dan perusahaan-perusahaan teknologi  mendapat dukungan dari penurunan imbal hasil obligasi.

Indeks Topix naik 0,3% ke level 2.591,85 pada penutupan pasar.

Indeks Nikkei naik 1,2% pada level 38,157.94 sekitar 1.9% dari melampaui rekor penutupannya di 38,915.87 yang dicapai pada tahun 1989.

Tokyo Electron berkontribusi paling besar terhadap perolehan indeks Topix, melonjak 5%. Dari 2.152 saham dalam indeks tersebut, 599 saham menguat dan 1.493 saham melemah, sedangkan 60 saham stagnan. Dari segi industri, sektor asuransi memimpin kenaikan di indeks Topix setelah perusahaan asuransi non-jiwa besar seperti Tokio Marine dan MS&AD Insurance melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang kuat.

Eksportir mendapat dukungan karena yen tetap melemah dari 150 per dolar. Pelaku pasar masih menantikan apakah pihak berwenang akan mengintensifkan intervensi verbal untuk mendukung depresiasi mata uang.

Meskipun Nikkei 225 sudah mendekati puncak bersejarah yang dicapai pada masa kejayaan perekonomian negara ini pada tahun 1989, perekonomian masih lesu. Produk domestik bruto yang tiba-tiba berkontraksi pada kuartal keempat, berpotensi mengaburkan keputusan kebijakan moneter Bank of Japan untuk mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya.

Hang Seng

Saham-saham Hong Kong berkahir dengan catatan gain pada Kamis (15/2), yang mengikuti reli di Wall Street yang dipicu oleh sejumlah laporan pendapatan yang baik, serta perhatian beralih ke rilis data inflasi AS yang baru.

Indeks Hang Seng naik 0,4% atau 65,25 poin menjadi 15.944,63.

Sementara pasar saham di Tiongkok daratan ditutup untuk hari libur nasional.

Emas

Emas berjangka naik pada hari Kamis (15/2) karena dolar terus melemah setelah melonjak pada hari Selasa setelah sebuah laporan menunjukkan inflasi AS naik lebih dari perkiraan pada bulan Januari.

Emas untuk pengiriman bulan April ditutup naik US$10,60 menjadi menetap di US$2.014,90 per ons.

Kenaikan terjadi ketika dolar melemah bahkan ketika Amerika Serikat melaporkan klaim pengangguran awal minggu lalu turun menjadi 212.000, turun dari 218.000 minggu lalu dan di bawah ekspektasi 220.000 klaim baru, menurut Marketwatch. Laporan tersebut merupakan laporan terbaru yang menunjukkan perekonomian AS terus memanas meskipun tingkat suku bunga tinggi, sehingga memupus harapan Federal Reserve untuk segera menurunkan suku bunganya.

Indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,38 poin menjadi 104,34, setelah naik ke 104,96 pada hari Selasa.

Imbal hasil Treasury juga berkurang, dengan obligasi dua tahun AS terakhir terlihat membayar 4,553%, turun 3,3 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 2,9 basis poin menjadi 4,223%.

Minyak

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup lebih tinggi pada hari Kamis (15/2), rebound dari pelemahan awal setelah Badan Energi Internasional mengatakan pasokan baru kemungkinan akan meningkat melebihi permintaan tahun ini, mendorong persediaan lebih tinggi, karena investor memilih untuk menambah risiko di tengah pelemahan dolar dan perekonomian yang bearish.

Minyak mentah WTI untuk pengiriman Maret ditutup US$1,39 menjadi US$78,03 per barel, sedangkan minyak mentah Brent untuk pengiriman April, yang menjadi patokan global, terakhir terlihat naik US$1,25 menjadi US$82,85.

Kenaikan ini terjadi karena investor berupaya menambah risiko seiring pelemahan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah, meningkatkan penawaran saham, minyak dan logam bahkan ketika sejumlah laporan ekonomi, termasuk klaim pengangguran awal, produksi industri dan penjualan ritel, berada di bawah ekspektasi.

Dalam laporan Pasar Minyak bulanannya yang berpengaruh, IEA mengatakan "pertumbuhan permintaan minyak global kehilangan momentum" bahkan ketika produksi meningkat. Badan tersebut mempertahankan perkiraan permintaan tahun 2024 sebagian besar stabil pada 1,2 juta barel per hari dibandingkan permintaan tahun 2023, yang naik 2,3 juta barel per hari dibandingkan level tahun 2022.

background-shape background-shape background-shape background-shape background-shape background-shape