Berita

Market Review, Senin 2 Oktober 2023

Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita

Nikkei

Saham Tokyo ditutup lebih rendah pada hari Senin (2/10), karena investor mengamati survei kepercayaan bisnis utama Bank of Japan (BOJ) sementara pesanan jual yang loss-cutting membebani pasar.

Indeks acuan Nikkei 225 kehilangan 0,31 persen, atau 97,74 poin menjadi 31,759.88, sedangkan Indeks Topix yang lebih luas berakhir turun 0,39 persen, atau 8,95 poin, pada 2,314.44.

Hang Seng

Holliday (The day following National Day)

Emas

Emas turun beruntun untuk hari keenamnya ke level terendah sejak Maret karena logam ini tersebut terus menguji level yang lebih rendah menyusul sinyal hawkish dari Federal Reserve.

Imbal hasil Treasury naik pada hari Senin (2/10) setelah penutupan pemerintah AS (government shutdown) dapat dihindari pada akhir pekan, sehingga mendorong harga emas turun. Emas batangan turun sebanyak 4% pekan lalu karena penurunan di bawah $1.900 per ons memicu arus keluar dari dana yang diperdagangkan di bursa, sementara dana lindung nilai yang diperdagangkan di Comex berjangka memangkas spekulasi bullish pada emas ke level terendah dalam lima pekan.

Penurunan ini dipicu oleh para pengambil kebijakan The Fed yang mengindikasikan kebijakan moneter akan tetap ketat untuk jangka waktu yang lama. Emas yang tidak berbunga berada dalam posisi rentan karena mendapat tekanan dari lonjakan imbal hasil obligasi dari AS hingga Jerman dan Jepang, yang dapat menyebabkan beberapa investor melakukan aksi jual.

Harga emas di pasar spot turun 0,9% menjadi $1,832.02 per ons pada 12:27 siang di New York. Platinum turun ke level terendah sejak Oktober 2022, sementara perak dan paladium turun.

Minyak

Minyak mentah berjangka AS turun 2,2% menjadi $88,82 per barel, yang menandai persentase penurunan sehari terbesar sejak 2 Agustus dan harga penutupan terendah sejak 13 September.

Harga melonjak ke level penutupan tertinggi dalam 13 bulan di level $93,68 pada Rabu lalu, namun telah jatuh dalam tiga sesi sejak saat itu karena kekhawatiran investor atas lemahnya permintaan serta meningkatnya kapasitas cadangan di tengah pengurangan produksi yang sedang berlangsung oleh Arab Saudi dan Rusia.

Sementara data ISM pagi ini menyoroti kekhawatiran atas lemahnya permintaan minyak dan bahan bakar karena menunjukkan sektor manufaktur AS mengalami kontraksi selama 11 bulan beruntun pada bulan September.

Lonjakan dolar yang lebih tinggi hari ini juga memberikan tekanan pada harga minyak. Indeks Dolar WSJ baru-baru ini naik sebanyak 0,6%.

background-shape background-shape background-shape background-shape background-shape background-shape