Berita

Market Review, Senin 22 April 2024

Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita

Nikkei

Saham Jepang rebound pada hari Senin (22/4) dari penurunan minggu lalu setelah ketegangan geopolitik mereda karena tidak adanya eskalasi lebih lanjut dari Iran menyusul serangan balasan Israel.

Indeks Topix naik 1,4% ke level 2,662.46 pada penutupan pasar waktu Tokyo.

Indeks Nikkei 225 naik 1% pada level 37,438.61.

Indeks Nikkei 225 menguat, setelah mengalami penurunan mingguan terbesar sejak Juni 2022 di tengah aksi jual ekuitas global, kekhawatiran terhadap suku bunga AS, dan ketegangan di Timur Tengah. Indeks tersebut berjarak sekitar 1% dari memasuki level koreksi teknis.

Mitsubishi UFJ Financial Group memberikan kontribusi terbesar terhadap perolehan indeks Topix, menguat 3,1%. Dari 2.146 saham dalam indeks tersebut, 1.854 saham menguat dan 224 saham melemah, sedangkan 68 saham stagnan. Indeks saham-saham utilitas menjadi sektor dengan kinerja terbaik di Indeks Topix karena investor beralih ke saham-saham yang defensif.

Hang Seng

Saham-saham Hong Kong berakhir dengan gain pada Senin (22/4) setelah penurunan pekan lalu karena kekhawatiran terhadap Timur Tengah berkurang dan para pedagang menunggu data ekonomi utama AS.

Indeks Hang Seng naik 1,77% atau 287,55 poin menjadi 16.511,69.

Indeks Harga Saham Gabungan Shanghai turun 0,67% atau 20,67 poin menjadi 3.044,60, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan Shenzhen di bursa kedua Tiongkok merosot 0,49% atau 8,30 poin menjadi 1.678,26.

Emas

Emas diperdagangkan melemah tajam pada Senin sore karena kekhawatiran geopolitik mereda, mengurangi kebutuhan akan aset safe haven logam.

Emas untuk pengiriman Juni terakhir terlihat turun US$66,80 menjadi US$2,347.00 per ons, turun dari rekor penutupan US$2,413.80 pada hari Jumat.

Penurunan ini terjadi karena kekhawatiran akan meluasnya perang di Timur Tengah memudar setelah Israel memberikan tanggapan yang terkendali terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran awal bulan ini, sementara selera risiko investor melambat menjelang rilis data PCE AS pada hari Jumat, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve.

Indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,3 poin menjadi 106,13.

Imbal hasil Treasury turun tipis, dengan obligasi dua tahun AS terakhir terlihat membayar 4,976%, turun 2,3 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 0,2 basis poin menjadi 4,624%.

Minyak

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup dengan kerugian pada hari Senin (22/4) karena berkurangnya premi risiko dan pasokan yang memadai.

Minyak mentah WTI untuk pengiriman Mei ditutup turun US$0,29 menjadi US$82,85 per barel, sedangkan minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan Juni, patokan global, terakhir terlihat turun US$0,35 menjadi US$86,94.

Penurunan ini terjadi setelah Israel melakukan pembalasan diam-diam pekan lalu terhadap serangan rudal dan drone dari Iran bulan ini yang hanya menyebabkan kerusakan ringan, sehingga mengurangi kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas yang dapat mengganggu pasokan minyak.

Penurunan pada hari Senin juga terjadi karena permintaan musim semi masih rendah, dengan Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan meningkatnya persediaan minyak AS yang keempat berturut-turut, bahkan ketika pengurangan produksi sukarela dari OPEC+ sebesar 2,2 juta barel terus berlanjut. Kartel akan bertemu pada awal Juni untuk memutuskan apakah akan mengurangi pemotongan atau memperpanjangnya hingga kuartal ketiga.

Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu mencatat bahwa Arab Saudi membutuhkan harga minyak setidaknya US$96,20 per barel untuk menyeimbangkan anggarannya setelah memangkas produksinya menjadi 9,3 juta barel per hari, menunjukkan bahwa anggota utama OPEC akan berusaha mendorong kartel tersebut untuk terus menahan produksi untuk mendukung harga tinggi.

background-shape background-shape background-shape background-shape background-shape background-shape